PARADIGMA AKUNTANSI SYARIAH

A.  PENDAHULUAN

Belakangan ini terjadi peningkatan kepentingan terhadap kajian bidang akuntansi menuju akuntansi dalam perspektif islam atau akuntansi syariah. Salah satu aspek yang mendorongnya adalah dengan munculnya sistem perbankan syariah. Dipihak lain aspek-aspek akuntansi konvensional tidak dapat diterapkan pada lembaga yang menggunakan prinsip-prinsip islam, baik dari implementasi akuntansi maupun akibat ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya standar akuntansi yang cocok bagi bank syariah.

B.  EVALUASI KRITIS AKUNTANSI KONVENSIONAL

Pengenalan beberapa konsep dari nilai mendasar akuntansi konvensional saat ini adalah bersifat kontradiksi bagi masyarakat islam. Sebab secara mendasar hal tersebut berhubungan dengan bunga atau riba. Riba adalah sesuatu yang diharamkan. Disamping itu, ada beberapa unsur yang masuk dalam kategori gharar. Banyak isu lain, sebagaimana yang diharapkan oleh akuntan muslim. Demikian pula Dewan Pengawas Syariah yang secara efektif mengontrol mekanisme akuntansi.

Masalah penting yang perlu diselesaikan adalah perlunya akuntansi syariah yang dapat menjamin terciptanya keadilan ekonomi melalui formalisasi prosedur, aktivitas, pengukuran tujuan, pengendalian, dan pelaporan yang sesuai dengan prinsip syariah, dengan memfokuskan pada dua ide dasar dalam akuntansi konvensional yang dianggap bermasalah dan tidak sesuai dengan orang muslim. Masalah pertama berhubungan dengan fondasi filsafat dan kedua berhubungan dengan peran dan fungsi akuntansi dalam masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan disini, bahwa masalah rasionalisme sebagai suatu dasar dalam pengembangan akuntansi saat ini. Didalamnya terdapat tiga gambaran kontradiktif menutut pandangan islam, yaitu : pertama, akuntansi konvensional didasari oleh penolakan agama dan metafisika serta menempatkan negara sebagai kekuatan yang berkuasac. Hal ini berlawanan dengan konsep islam. Bagi seorang muslim, syariah merupakan suatu kekuatan petunjuk yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan manusia dan mempertanggung jawabkan secara penuh kepada Tuhan. Selanjutnya konsep syariah ini berhubungan dengan hal yang berbentuk ibadah dan berkah kepada dan dari Allah SWT. Kedua, kepercayaan dan nilai dasar akuntansi konvensional yang berdasarkan pada konsep kepentingan pribadi tanpa mempedulikan kepentingan sosial. Ketiga, akuntansi konvensional mempercayai bahwa manusia tidak memiliki konsepsi yang melekat mengenai kadilan tetapi manusia memiliki sifat pengambil peluang.

Ketiga pandangan di atas menunjukkan, bahwa konsep akuntansi konvensional cenderung melihat hanya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Dalam islam, manusia tidak hanya dikenal sebagai homo economicus tetapi juga sebagai makhluk beretika (homo ethicus) dan makhluk beragama (homo religius). Berdasarkan ketiga ketrbatasan diatas, perlu dipikirkan paradigma akuntansi alternatif yang mengandung aspek baik teknis maupun sosial berdasarkan pada rasionalitas dengan mempertimbangkan agama. Selanjutnya, paradigma alternatif ini harus juga mengakomodasikan keseimbangan antara kepentingan pribadi maupun kepentingan sosial. Bagi seorang muslim, syariah tampaknya dapat menjadi paradigma yang cocok untuk pengembangan akuntansi syariah, yang dapat menyatukan seluruh aspek kehidupan manusia, sebagai prinsip-prinsip dasarnya.

C.  SYARIAH SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF

Dengan menggunkan teori filsafat dan sosial, Brrel dan Morgan (1979), menjelaskan empat perbedaan paradigma secara sosiologi dalam bidang akuntansi. Keempat paradigma itu adalah : fungsionalis, interpretatif, humanis, radikal, dan strukturalis radikal. Sementara ahli lain melakukan klasifikasi ulang model akuntansi berdasarkan pada suatu perspektif sistem, yaitu : model yang berorientasi pada data, kegunaan keputusan, dan kategori sumber organisasional, dimana akuntansi keuangan tampaknya sebagai data yang dikumpulkan dari suatu organisasi dan mengubahnya menjadi laporan informasi tertentu yang sesuai dengan lingkungan. Velayutham dan Rahman (1992) menggunakan matrix multidimensional dalam mengklasifikasikan teori akuntansi, yaitu : tujuan akuntansi (deskriptif/normatif), pendekatan dalam formulasi teori (deduktif, induktif, eklektif), asumsi-asumsi dasar (ekonomi, sosiologi, etika, perilaku manusia, kominikasi), dan tingkap pengembangan teori akuntansi.

Berdasarkan paradigma yang dikembangkan oleh Khun (1970), paradigma baru dapat dikembangkan yaitu paradigma akuntansi syariah yang dikembangkan berdasarkan kepercayaan masyarakat muslim. Paradigma tersebut menunjukkan bahwa syariah diturunkan dari tiga sumber, yaitu : Al Qur’an, Hadist, fiqh. Sumber-sumber tersebut urut secara hierarki tidak dapatmendahului satu terhadap yang lainnya. Sumber yang pertama adalah selalu Al Qur’an, diikuti Hadist, fiqh, dan seterusnya.

Tujuan utama syariah adalah mendidik setiap manusia, memantapkan keadilan dan merealisasikan keuntungan bagi setiap manusia di dunia maupun akhirat. Syariah mengatur setiap aspek kehidupan umat muslim, baik politik, ekonomi, dan sosial dengan menjaga keyakinan, kehidupan, akal, dan kekayaan meraka.

D.  KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI BERDASARKAN SYARIAH

Syariah adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial, dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya dalam hal akuntansi.

Kerangka konseptual akuntansi menunjukkan bahwa, akuntansi syariah akan mencapai tujuan yang lebih luas tentang keadilan sosio ekonomi (al-falah) dan mengakui bentuk ibadah. Prinsip-prinsip ini menunjukkan pada baik aspek teknis maupun kemanusiaan yang harus diturunkan dari syariah. Aspek teknis dalam akuntansi syariah adalah menunjuk pada kerangka akuntansi yang berhubungan dengan otoritas dan pelaksanaannya. Jelasnya masalah kerangka berhubungan dengan pengukuran dan pengungkapan, prinsip-prinsip sebagai berikut : zakat, bebas bunga, transaksi bisnis yang dihalalkan dalam hukum islam, harus diyakini.

manajemen biaya_biaya kualitas

BIAYA KUALITAS

Biaya kualitas adlah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pembetulan produkyang berkualitas rendah, dan dengan ‘opportunity cost’ dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.

Biaya Pencegahan

Biaya pencegahan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat kualitas.

Biaya Penilaian

Biaya penilaian (deteksi) dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya.

Biaya kegagalan internal

Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan.

Biaya kegagalan eksternal

Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi dalam rangka merlat cacat kualitas setelah produk sampai pada pelanggan, dan laba yang gagal dip[eroleh karena hilangnya peluang sebagai akibat adanya produk atau jasa yang tiadak dapat diterima oleh pelanggan.

Biaya ‘conformance’ dan ‘nonconformance’

Biaya pencegahan dan biya penilaian merupakan ‘cost of conformance’ karena biaya-biaya tersebut terjadi dalam rangka memastikan produk atau jasa sesuai dengan harapan pelanggan. Biaya kegagalan internal dan kegagalan eksternal merupakan ‘cost of nonconformance’.

MELAPORKAN BIAYA KUALITAS

Definisi  Data, Sumber Data, Dan Pengumpulan Data

Tahap pertama dalam membuat laporan biaya kualitas adalah mendefinisikan setiap kategori biaya kualitas dan mengidentifikasi biaya kualitas yang ada dalam setiap kategori. Salah satu tahap penting mengidentifikasi biaya kualitas adalah bertanya kepada para pemakai dan penyedia data untuk mengidentifikasi biaya tertentu yang terjadi sebagai akibat rendahnya kualitas.

Laporan biaya kualitas

Laporan biaya kualitas akan bermanfaat hanya jika penerima dapat memahami, menerima, dan dapat menggunakan isi dari laporan tersebut. Laporan dapat dibuat dalam banyak cara. Setiap perusahaan harus memilih dan merancang sistem pelaporan (1) yang dapat diintegrasikan kedalam sistem informasi perusahaan tersebut, dan (2) yang mendukung TQM.

Matrix biaya kualitas, merupakan alat yang mudah dan bermanfaat dalam pelaporan biaya kualitas. Matrix biaya kualitas memungkinkan setiap departemen untuk mengidentifikasi dan mengenali pengaruh tindakannnya pada biaya kualitas dan untuk menunjukkan daerah daerah dengan  biaya kualitas yang tinggi.

Ilustrasi laporan biaya kualitas

Bally company merupakan perusahaan pemanufakturan kecil, dengan penjualan tahunan kira-kira sebesar $50 juta. Perusahaan beroperasi dalam lingkungan dengan persaingan sangat ketat dan sedang mengalami kenaikan biaya dan tekanan kualitas dari pesaing. Laporan menunjukkan bahwa biaya kegagalan eksternal untuk biaya-biaya seperti klaim garansi, ketidakpuasan pelanggan, dan hilangnya pangsa pasar dibebankan sebesar 75 % dari total biaya kualitas pada tahun 0.

Supaya dapat bersaing dan untuk memperoleh kembali pangsa pasarnya, Bally memulai proses TQM untuk tiga tahun pada perusahannya. Perusahaan mulai dengan menaikkan pengeluaran-pengeluaran untuk pencegahan dan penilaian. Investasi mulai terbayar pada tahun 2 . biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal dan biaya kualitas total semua menurun.

Laporan biaya kualitas

Biaya Tahun 2

($)

Tahun 0

($)

Perubahan persentase
Biaya pencegahan

–         Pelatihan

–         Perencanaan kualitas

–         Perbaikan kualitas lainnya

–         Evaluasi supplier

–         total

90.000

86.000

60.000

40.000

276.000

20.000

20.000

40.000

30.000

110.000

350

330

50

33

151

Biaya penilaian

–         pengujian

–         pengukuran kinerja kualitas

–         memonitor supplier

–         penelitian terhadap pelanggan

–         total

120.000

100.000

60.000

30.000

310.000

100.000

80.000

10.000

10.000

200.000

20

25

500

200

55

Biaya kegagalan internal

–         perbaikan dan penolakan

–         inspeksi dan pengujian ulang

–         kegagalan dalam peralatan

–         waktu menganggur

–         total

55.000

35.000

30.000

20.000

140.000

150.000

30.000

50.000

50.000

280.000

(63)

(16)

(40)

(60)

(50)

Biaya kegagalan eksternal

–         asuransi produk

–         perbaikan bergaransi

–         hilangnya pelanggan (taksiran)

–         total

70.000

100.000

600.000

770.000

250.000

120.000

1.400.000

1.770.000

(72)

(17)

(57)

(56)

Biaya kualitas total 1.496.000 2.360.000 (37)

MENEMUKAN PERMASALAHAN

Untuk mencapai manajemen kualitas total, perusahaan perlu mengidentifikasikan dan memahami secara benar permasalahan kualitas yang signifikan saat permasalahan itu terjadi. Banyak alat yang dapat membantu untuk mengidentifikasikan masalah kualitas yang signifikan, misalnya bagan pengendalian, histogram, diagram pareto, ‘brainstorming’, dan diagram sebab akibat.

Bagan pengendalian

Bagan pengendalian adalah grafik yang menggambarkan observasi yang berhasil dari operasi dari intervl yang konstan.operasi dapat berupa mesin, stasiun kerja, pekerja individual, sel kerja, bagian, atau proses yang mempengaruhi kualitas.

Bagan pengendalian untuk mata bor berdiameter 1/8 inchi

WORKSTATION A

WORKSTATION B

WORKSTATION C

Misalnya perusahaan menentukan bahwa semua mata bor harus berdiameter 0,0005 inchi. Semua unit dari stasiun kerja A berada dalam kisar spesifikasi ( 0,0005”) dan perusahaan perlu untuk melakukan investigasi lebih lanjut tiga unit dari stasiun kerja B berada diluar kisaran spesifikasi. Manajemen harus menginvestigasi penyebab penyimpangan untuk mencegah kegagaln lebih lanjut terhadap kualitas standar. Meskipun semua unit yang diproduksi oleh stasiun kerja C berada dalam kisaran spesifikasi yang bisa diterima perusahaan, tetapi manajemen ingin melakukan investigasi karena tren menunjukkan bahwa dalam jangka panjang semakin banyak produk perusahaan berada di luar spesifikasi.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!